Minggu, 22 November 2009

SEJARAH PPN PALABUHANRATU

Kawasan Palabuhanratu sebelum tahun 1980 masih merupakan suatu desa nelayan dengan produktivitas produksi rendah serta memiliki tingkat kerawanan social, polotik, dan pertahanan keamanan yang cukup tinnggi. Sedangkan dari segi strategis pertahanan keamanan territorial sangat mendukung terjadi intervensi kewilayah kelautan Republik Indonesia baik dari Negara lain ataupun dari bangsa Indonesia sendiri.
Seperti wilayah Kabupaten Sukabumi lainnya, kawasan ini sebenarnya lebih cenderung bersifat masyarakat agraris (pertanian) walaupun potensi sumberdaya ikan sangat potensial untuk dikembangkan. Melihat konsi para nelayan saat ini sangat direpotkan kebutuhan tempat bongkar, mendaratkan ikan, memasarkan ikan yang layakserta keamanan perahu yang terjamin saat istirahat terhadap hantaman gelombang terutama pada musim barat serta dengan pemikiran adanya potensi perikanan di sekitar Palabuhanratu maka dibangunlah Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu.
Dana pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu pada tahap awal bersumber dari APBN, Asian Developmen Bank (ADB) dan Islamic Developmen Bank (ISDB). Pembangunan fisik pelabuhan dilaksanakan pada Tahun Anggaran 1991/1992 sampai dengan Tahun Anggaran 1992/1993 dan pada tanggal 18 Februari 1983 diresmikan operasionalnya oleh Prisiden RI pada saat itu (H.M Soeharto)
Selain dimanfaatkan kapal perikan domisili, segenap fasilitas PPN Palabuhanratu yang telah ditingkatkan melalui dan SPL OECF tahun 1999/2002 juga dimanfaatkan oleh nelayan pendatang (andon) dari cilacap, Benoa, NTB, NTT dan Jakarta. Nelayan andon ini umumunya menggunakan kapal berukuran 30 – 150 Groos Tonage dan menerapkan teknologi penangkapan dengan menggunakan jarring berukuran besar dan pancing Longline dibantu oleh fasilitas yang modern dan maju sehingga diperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan nelayan domisili (nelayan Palabuhanratu) yang hanya menngunakan alat penangkap ikan yang lebih sederhana berupa pancing ulur, pancing rawai, jarring insang, jarring paying dan jarring kecil (rampus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar